Friday, October 21, 2016

Aku pergi Selamat Tinggal (Part2)

Ini adalah sambungan dari Artikel part1 sebelumnya
“Al-Azhar? apa maksudnya Tanya Aldi keheranan.
Aku hanya tersenyum melihat Aldi yang keheranan. “Sebenarnya setahun lalu setelah KHS semester 2 telah dibagikan, aku pindah ke Al-Azhar, Cairo untuk melanjutkan kuliahku dan sekarang aku melakukan penelitian terakhir di Indonesia tepatnya di kota Malang ini
“Jadi, kamu gak kelihatan selama setahun ini karena kamu telah berhenti di kuliah ini yah, kok aku tidak tahu sih, kenapa kamu tidak memberitahu aku dan tidak memberi kabar sedikit pun kepadaku?” kata Aldi.

“Tidak ada yang perlu ku jelaskan padamu Aldi, dan semua alasanku tidak memberitahumu itu ku rasa tidak penting untuk kamu ketahui. Oh iya cukup sampai di sini aja yah Aldi, aku dan Kak Aziz ingin melakukan penelitian di sini,” ku akhiri perbincanganku dengan Aldi dan meninggalkannya pergi.
Aldi masih diam di tempat dengan raut wajah yang penuh kekecewaan. Di sepanjang jalan, aku diam saja tanpa kata.
“Maaf Zahra, Zahra ada masalah ya dengan Aldi? Jika Kakak perhatikan ada sesuatu di antara kalian,” Tanya Kak Aziz padaku. “Gak kenapa-kenapa kok Kak, kita lanjut penelitian aja yah,” jawabku.
“Ya udah deh,” Balas Kak Aziz.

Sebelum aku melakukan observasi di kampus lamaku ini aku memutuskan untuk bertemu dengan teman-temanku dulu, karena aku sangat kangen dengan mereka. Ku kirim sms kepada mereka semua untuk berkumpul di tempat biasanya kami kumpul dulu. Aku dan Kak Aziz teba dulu di tempat yang aku janjikan. Dari kejauhan, ku lihat teman-temanku menuju tempatku berada. Namun mereka berhenti dan tampak kebingungan, seakan-akan mencari sesuatu, “Ahh mungkin mereka tak mengenaliku dengan style pakaianku yang ala-ala muslimah ini, dengan jubah panjang, kerudung yang menutup setengah pinggang dan ditambah cadar yang menutup wajahku pasti inilah yang membuat mereka tak mengenaliku,” pikirku dalam hati. Akhirnya aku pun yang memutuskan untuk menghampiri mereka.

“Hei ukhty-ukhty yang cantik,” Sapaku pada teman-temanku.
“Kamu..kamu siapa?” Tanya Rara dan teman-temanku yang tampak kebingungan.
“Ih kalian benar-benar gak mengenaliku yah, jahat banget sih. Aku zahra. Masa gak kenal sih,” jawabku dengan cemberut.
“zahra? Yang benar aja,” kata Echa seakan tak percaya.
“Yah masih gak percaya juga ya. Oke akan ku lepaskan cadarku ini untuk membuktikan pada kalian,” Aku membuka cadarku sebentar untuk membuktikan pada mereka yang tak percaya padaku.

“Subnahanallah ini benar-benar zahra teman kita ya, 100% berubah banget kamu zah, “kata Nana.
“Hehe, yuk kita ke sana,” ajakku pada teman-teman sambil mengenalkan Kak Aziz pada mereka.
“Nah sesuai janjiku pada kalian, inilah oleh-olehku untuk kalian semua,” Ku berikan masing-masing satu mukena dengan motif bunga untuk teman-teman tercintaku.
“Terima kasih banyak zahra kami yang cantik,” kata mereka.

Tidak terlalu lama kami berbincang-bincang kami pun berpisah kembali karena mereka ada jadwal kuliah dan aku pun melakukan penelitianku dengan waktu yang tersisa ini. Setelah aku merasa puas melakukan penelitian di kampus lamaku ini aku dan Kak Aziz melanjut ke tempat-tempat lain. Singkat cerita. Lima hari telah ku lalui di Kota Malang, dan saatnya aku dan Kak Aziz pamit pada semua orang terdekatku di sini untuk kembali ke Cairo. Karena aku akan mempresentasikan hasil penelitianku ini dan jika berhasil aku pun melanjutkan Skripsi. Kami pun berangkat.

Sesampainya di Cairo, aku pamit Kak Aziz langsung pulang karena ingin menyiapkan berkas-berkas dokumenku untuk presentasi besok. Aku tidak langsung beristirahat melainkan aku sibuk dengan segala berkas-berkas dan merapikannya serapi mun agar presentasi ku besok berjalan dengan lancar dan maksimal. Besoknya aku langkahkan kakiku dengan semangat menuju kampus. Setibanya di kelas. Aku pun berdoa terlebih dahulu untuk kelancaran presentasi penelitianku. Di depan dosen-dosen aku pun mempresentasikan penelitianku denga detail. Setelah selesai aku pun mengucapkan puji syukur yang tak terhingga kepada Allah Swt, karena aku dinyatakan Lulus dengan nilai kamlaude di hasil penelitianku ini. Dan sekarang aku pun menyelesaikan tugas Skripsiku.

3 bulan kemudian

Skripsiku pun di-Acc oleh dosen pembimbingku. Dan inilah saatnya aku melaksanakan siding untuk memaparkan hasil skripsiku. Hatiku berdegup kencang saat ingin memasuki ruang siding. Karena di sinilah Titik puncak perjuanganku selama ini. Aku berharap hari ini adalah hari kebahagiaanku. Sebelum ku melangkahkan kakiku untuk memasuki ruang siding ini, Kak Aziz memberikan semangat yang tak henti kepadaku. Aku pun melangkahkan kakiku masuk ke ruang siding itu menatap seluruh ruangan dan mencoba untuk menenangkan diriku terlebih dahulu, setelah itu barulah aku memulai siding skripsiku. Alhasil, sebulan kemudian dipasang di papan pengumuman bahwa aku dinyatakan Lulus S1 pendidikan Bahasa Arab dengan nilai 3.957 dan dinyatakan sebagai mahasiswa terbaik di tahun ini. Di bulan Mei tepat di bulan kelahiranku, aku akan melaksanakan wisuda. Sebelumnya aku telah memberikan kabar baik ini kepada kedua orangtuaku dan keluargaku.

Hari ini adalah hari Wisudaku, dimana ini adalah hari yang sangat bahagia hari dimana hasil usaha dan perjuanganku terjawabkan. Kedua orangtuaku dan sanak keluargaku datang ke Cairo untuk menghadiri wisudaku. Betapa bertambahnya kebahagiaanku dengan kedatangan mereka di sini. Usai acara wisudaku, tak ku temukan Kak Aziz ada di sini aku sedikit merasa kecewa karena ketidakhadirannya di hari yang bahagia ini. Di saat aku mencari-cari sosok Kak Aziz, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang. Aku pun membalikkan badanku untuk mengetahui siapa yang menepuk pundakku ini.

“Selamat atas kesuksesanya Zahra, aku turut berbahagia atas kesuksesanmu,” kata Kak Aziz dengan senyuman manisnya yang membuatku terpesona. “Kak A-aziz..” jawabku agak terbata-bata. “Kok baru kelihatan Kak?” Kak Aziz hanya tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Kemudian membukakannya untuk dan ternyata itu adalah sebuah cincin permata yang sangat indah.

“Zahra, maukah kamu menjadi istriku, sebagai pendamping hidupku dunia akhirat,” Kak Aziz melontarkan kata-kata itu untukku. Aku membisu sesaat dan mengeluarkan air mata kebahagiaan. Dan ku lihat di sampingku ternyata ada kedua orangtuaku, kedua orangtua Kak Aziz dan keluarga berkumpul sebagai saksi bahwa Kak Aziz meminangku hari ini tepat di hari wisudaku. Akhirnya dengan sekuat tenagaku, aku pun membuka mulutku untuk menjawab pertanyaan Kak Aziz.
“Aku mau Kak, aku mau menjadi istrimu dunia dan akhirat,” jawabku sambil meneteskan air mata kebahagiaan. Semua keluargaku, kedua orangtuaku dan kedua orangtua Kak Aziz tersenyum bahagia mendengar jawabanku. Dan Kak Aziz pun memasangkan cincin itu ke jari manisku.

“Kak,” lirihku pelan.
“Iya, ada apa Zahra?” Tanya Kak Aziz.
“Terima kasih banyak untuk semuanya, terima kasih Kak, sejauh ini Kak Aziz telah menemani dan mengisi hari-hari Zahra, selalu berbagi ilmu-ilmu agama padaku dan terima kasih Kakak mau menjadi imamku. Aku mohon kepada Kakak tolong tuntun dan bimbing Zahra menuju Syurga-Nya,” pintaku.
“Iya Zahra, Kakak akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu dan akan selalu berusaha menuntun dan membimbingmu menuju Syurga-Nya,” jawab Kak Aziz yang membuat sangat bahagia bisa memilikinya.

Setelah semua urusanku di Cairo selesai, aku dan calon suamiku, kedua orangtuaku, keluargaku, serta kedua orangtua Kak Aziz berangkat ke Malang untuk melangsungkan pernikahanku dan Kak Aziz. Rencananya aku dan Kak Aziz akan tinggal di kota Malang. Pernikahanku dan Kak Aziz akan berlangsung seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Di awal juni akan menyebarkan undangan pernikahanku ke semua teman-temanku. Untuk teman-teman di kampus lamaku, aku langsung menghampiri mereka ke kampus untuk berbagi undangan. Setelah semua teman-teman lokalku telah mendapatkan undanganku, aku pun pamit pulang. Namun sebelum aku ingin menemukan dua orang yang belum ku temui. Dua orang yang pernah membuatku kecewa, Rudy dan Aldi. Setengah jam aku dan Kak Aziz menunggu mereka di bundaran Taman di kampus lamaku ini, tapi tak kunjung aku menemukan mereka. Hampir saja aku menyerah tiba-tiba aku melihat Aldi yang sedang menuju Taman ini. Aku dan Kak Aziz pun menghampirinya untuk memberikan undangan pernikahanku padanya.

“Aldi,” sapaku.
“Iya zah, ada apa ya?” Tanyanya.
“Eh ada Kak Aziz juga, apa kabar Kak?” sapa Aldi pada Kak Aziz.
“Alhamdulillah baik Al, kalau kamu gimana?” jawab Kak Aziz.
“Alhamdulillah aku baik juga Kak,” balas Aldi.
“Ini undangan untukmu, mana Rudy?” Kataku.

“Undangan?” tanyanya, Aldi pun membaca undangan yang ku serahkan padanya.
“Kamu nikah sama Kak Aziz yah, selamat ya zah selamat ya Kak Aziz semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah,” kata Aldi dengan mata yang berkaca-kaca.
“Amiin ya Allah,” kataku dan Kak Aziz.
“Kak Aziz, bolehkah aku berbicara dengan Zahra sebentar?” Pinta Aldi.
“Iya silahkan,” sahut Kak Aziz.

“zah, maafkan aku yang telah membuatmu kecewa waktu itu, maafkan aku zah, semenjak kamu pindah ke Cairo aku mencari segala tentangmu tapi usahaku tidak berhasil, aku kangen kamu zah, aku sayang kamu zah, ku kira setelah aku menyelesaikan kuliahku ini aku bisa menikahimu tetapi takdir berkata lain, belum selesai aku menyelesaikan kuliahku, kamu dinikahi oleh orang lain yang ku pikir dia memang pantas untukmu. Itu saja zah,” tuturan perasaan Aldi yang membuatku iba mendengarnya.

“Maafkan aku Aldi, inilah jalan takdir kita. Percayalah di setiap doaku, aku selalu memuat namamu, semoga kamu mendapat kebahagiaan dan kesuksesan,” Jawabku menenangkannya. “Amiin, makasih zah,” balasnya.
“Aku nitip undangan ini ya untuk Rudy,” kataku.
“Jangan lupa datang ya Aldi, kehadiranmu sangat berarti buat kami,” kata Kak Aziz.
“Iya Kak, aku pergi dulu,” jawabnya singkat.
Aku dan Kak Aziz pun pulang ke rumah masing-masing.

Tepat di hari resepsi pernikahanku, aku dan Kak Aziz memakai gaun pengantin muslim modern yang indah dan kak aziz mengucapkan janji pernikahan dan aku bahagia

Tamat
Terima kasih sudah membaca artikel saya yang berjudul Aku Pergi Selamat Tinggal Part 1 dan Part2
#End

Wednesday, October 19, 2016

Aku pergi selamat tinggal (Part1)

Di  saat masa masa perkuliahan, aku berkuliah di sebuah Universitas yang bercorakan keislaman, yakni UIN  Karena dari dulu aku menginginkan mengenyam pendidikan yang memiliki background keagamaan islam. Sehingga pengetahuanku tentang agama islam lebih luas. Sebelumnya aku belum memperkenalkan diriku, namaku  Zahra putri ramadhani, biasanya dipanggil zahra. Saat aku mengikuti Mos di kampus, aku satu kelompok dengan teman-teman yang sebelumnya tidak pernah ku kenal. Saat persiapan Mos, aku dan teman-teman sekelompokku berkumpul menyiapkan bahan-bahan yang akan dibawa saat Mos yang akan dilaksanakan.

Di sanalah aku menemukan teman-teman baru. Aku mengenal satu cowok yang bernama Rudy. Semenjak dari Mos tersebut, aku dan Rudy menjadi teman dekat teman-teman baruku banyak yang mengira kami berasal dari satu sekolah yang sama, padahal kami dari sekolah yang berbeda. Hari pertama Mos, aku dan semua mahasiswa baru yang lainnya mengikuti acara tersebut dengan seksama. Dan memperhatikan materi-materi yang disampaikan oleh para penyaji sebenarnya materi tersebut sangat membosankan bagiku tapi apa boleh buat, aku harus menyimak materi tersebut agar tetap aman. Saat di pertengahan penyampaian materi, ku lihat wajah Rudy yang memiliki makna yang sama dengan apa yang ku rasakan, yaitu merasa sama sama bosan

Rudy mulai menulis sesuatu di kertas, entah apa yang ditulis, yang pasti bukan penyampaian materi tersebut yang dia catat. Setelah selesai menulis, dia menunjukkannya padaku, ternyata yang ditulisnya adalah rangkaian lirk lagu buatannya sendiri. Ternyata dia adalah anak band. Aku baru mengetahuinya karena sebelumnya aku tidak pernah menanyakan hal tersebut. Semakin hari kami semakin dekat. Dan aku mulai banyak mengetahui tentangnya, bahkan kami memiliki gelar panggilan tersendiri satu sama lain. Teman-temanku mengira aku dan Rudy memiliki hubungan yang khusus padahal kami hanyalah teman dekat saja, tidak lebih. Pada suatu malam, Rudy chat aku di BBM, bahwa dia menyatakan cintanya kepadaku, tapi aku hanyalah menganggap hal tersebut sebuah lelucon tidak beneran.

“Zahra, aku sangat menyukaimu, hanya kamu orang yang berharga bagiku, kamulah yang terbaik yang pernah ku kenal,” Kata Rudy padaku.
“Ahh apa-apain sih kamu Rudy, bercanda mulu. Gak asih ah,” apa kamu bercanda.
“Beneran zah, aku gak bercanda kali ini, mungkin sebelum-sebelumnya kamu menganggapku selalu bercanda, tapi kali ini serius zah,” balasnya lagi.
“Jika pun ini serius, kamu bisa kan mengatakannya langsung tanpa mengirimkan kata-kata lewat BBM. Balasku lagi padanya.
“Oke. Aku akan mengatakan langsung denganmu, tunggu aku yah.” Kata Rudy

Kali ini aku benar-benar dibuatnya bingung setengah mati karena chat yang dikirimnya ke aku itu, hampir satu jam aku tidak bisa tidur hanya memikirkan itu. Namun, daripada membuat kepalaku menjadi pusing, maka aku paksakan diriku untuk tidur. ketika aku bertemunya di kampus tak ada kata-kata itu dia ucapkan langsung kepadaku dan bahkan sikapnya pun juga mulai berubah sikap nya sangat dingin. Entah karena apa, aku merasa dia bukan lagi seperti Rudy yang ku kenal. Banyak janji-janji yang kini mulai ia ingkari. Dan aku pun beranggapan apa yang dikatakannya sebelumnya di BBM itu benar-benar sekedar lelucon dan mungkin sekarang dia mendapatkan kekasih atau apa pun yang dianggapnya lebih berharga dibanding aku yang sekedar temannya.

Dan aku pun berusaha menerima situasi ini dan tetap menjalani kehidupanku seperti biasanya tanpa mengharapkan kehadirannya. Sekitar tiga bulan telah ku lalui tanpa berkomunikasi dengannya. Jika aku ketemu dengannya kami tetap saling menyapa namun tidak seperti yang biasanya. Dia yang sekarang ku kenal bukanlah Rully yang dulu. Dan bahkan aku mendapat informasi dari temanku yang sekelas dengannya bahwa nilai kuliahnya tambah jelek. “Arghh kenapa dengan anak itu, apa yang membuatnya menjadi seperti itu. Ahh aku tidak peduli,” ini bukan urusanku

Ketika aku berada di pertengahan semester 2 aku mengenal cowok yang bernama Aldi, dia berbeda fakultas denganku namun kami juga satu angkatan. Kami pun mulai dekat, dan dia sering membantuku menyelesaikan tugas kuliahku. Makin lama kami pun menjadi teman dekat, layaknya aku dengan Rudy dulu. Dan ternyata Aldi adalah sahabat Rudy dari semenjak SMP dulu, namun Rudy tidak pernah menceritakan sahabatnya yang bernama Aldi ini sebelumnya kepadaku. Tetapi pada suatu saat aku mulai merasakan hal yang sama, Aldi mulai bersikap layaknya Rudy. Dia mulai bersikap cuek. Dia benar-benar seperti Rudy

Di suatu malam ketika aku mendengarkan lagu korea yang berjudul Rewind Ost my Lovable girl, entah kenapa air mata ini jatuh dengan sendirinya. Sedangkan aku sendiri tidak terlalu mengerti lagu ini, namun jika aku mengingat drama koreanya, sedih sih alur ceritanya, mungkin karena aku yang terlalu menghayati musiknya hingga terbawa arus dan masuk ke dalam alur cerita drama korea tersebut. Setelah ku pikirkan, betapa bodohnya aku jika aku menangis hanya untuk mengingat perlakuan dua orang cowok itu. Ku bulatkan tekadku untuk menjauh dari mereka agar aku tidak merasakan kekecewaan-kekecewaan yang tidak bermakna itu.

Semenjak Aldi mulai cuek aku pun mulai menghilangkan diriku dari hadapannya, jarang menghubunginya, dan mulai tenggelam dari sosmed. Kini aku lebih giat belajar dan lebih mendekatkan diriku kepada Sang Pencipta, Allah SWT serta lebih memperdalam pengetahuan agamaku. Akhir semester 2 nilai IP pun dibagikan. IP-ku lebih meningkat dari semester sebelumnya. Yang awalnya 3,82 menjadi 3,93. Aku mendapat banyak pujian dari orangtuaku dan keluarga besarku. Di antara salah satu keluargaku yaitu pamanku memberikan hadiah kepadaku yaitu memberikan kesempatan melanjutkan kuliah di AL-Azhar, Cairo. Al-Azhar adalah universitas islam yang sangat terkenal. Betapa bahagianya aku memiliki kesempatan teristimewa tersebut.

Keesokan harinya aku pun mengurus kepindahanku ke kantor jurusan. Aku menjelaskan alasan kepindahanku sedetail mungkin, akhirnya dosennya pun memberikan izin kepadaku untuk pindah. Setelah semua urusanku dengan jurusan selesai, aku pun melanjutkan langkahku menuju kelas untuk memberikan salam perpisahan pada teman-temanku semua. Aku pun memasuki ruangan kelasku dan menyampaikan tujuanku bahwa aku berhenti kuliah di sini. teman-teman dekatku pun sangat kaget mendengar ucapanku. Karena sebelumnya aku tidak pernah membicarakan hal ini pada temanku. Walaupun begitu aku telah mengambil pilihanku untuk melanjutkan pendidikanku di Al- Azhar, Cairo.

“zah, apa kamu benar-benar memikirkan hal itu dengan matang?” Tanya Rara padaku dengan wajah yang murung.
“Iya Ra aku udah memikirkannya ribuan kali, itulah keputusanku. Jangan khawatir aku akan selalu menghubungi kalian. Aku akan mengirimkan nomor dan emailku yang baru. Ku harap cukup kalian yang mengetahuinya, oke?” jawabku.
“Baiklah, jangan pernah lupakan kami ya zah, kami selalu merindukanmu,” balasnya lagi yang membuatku hampir saja menangis karenanya. Aku, Rara, Nana, Titi, dan Echa pun berpelukan untuk yang terakhir kalinya, karena mungkin sangat lama aku akan kembali untuk mereka, karena jarak memisahkanku dengan teman-temanku. “Oke teman-teman, aku pergi dulu yah. Sampai bertemu kembali di lain waktu. Aku akan selalu merindukan kalian,” Kata-kata terakhir untuk teman-temanku.

Besok harinya aku pun pergi meninggalkan Kota kelahiranku, Malang. Dan akan terbang menuju kota asing yang tak ada satu pun orang yang ku kenal di sana. Demi untuk menuntut ilmu, aku yakin semua akan baik-baik saja. Singkat cerita! Sesampainya di Cairo aku langsung menuju tempat tinggalku yang baru yang berdekatan dengan kampus baruku itu. Aku langsung membaringkan tubuhku sejenak untuk melepaskan lelah ini. Setelah itu barulah aku merapikan tempat baruku. Dan tak lupa dengan janjiku pada teman-temanku untuk selalu menghubungi mereka. Ku ambil handphoneku dan ku kirim sms pada mereka.

“Hai teman-teman, aku udah nyampe di Cairo nih, kalian baik-baik aja kan?”
“Oh ya syukurlah, baik-baik di sana ya Nay. Kami di sini baik-baik aja. Istirahat dulu sana!! Nanti kamu kecapean,” jawab mereka bersamaan.
“Ah.. kalian perhatian banget sih, hihihi. I love you my bestfriends,” balasku pada mereka.
“Love you too. Sering-sering ya berkunjung ke Malang, hhehe,” balas mereka.
“Oh iya Nay kalau kamu ke Malang jangan lupa oleh-oleh dari Cairo ya,” pinta Echa padaku.
“Ihh kebiasaan banget ya kamu Cha, maunya oleh-oleh mulu, hahaha. Iya, iya nanti kalau aku balik ke Malang ya, oh iya ingat kan janji kalian sama aku? Jangan kasih nomor dan emailku ke orang lain, oke?”
“Okee Naya sayang,” jawab mereka.

Besok paginya aku pun memulai hari baruku di kota asing ini. Ku langkahkan kakiku, ku kepakkan sayapku, dan ku buka cakrawala dunia untuk kesuksesanku. Aku mulai memasuki ruang kelasku. Sekarang ini aku mengambil jurusan pendidikan Bahasa Arab. Aku berada di sini tidak hanya untuk mengenyam pendidikan namun aku juga bertekad untuk memperbaiki akhlakku dengan memperdalam ilmu agamaku di kota ini agar aku selalu dekat dengan Sang pencipta. Di sinilah aku mulai memperdalam agamaku dengan mengikuti berbagai macam pengajian dan mulai berusaha merubah cara berpakaianku yang kurang tepat dengan cara berpakaian yang sesuai dengan Al-qur-an dan sunnah Rasulullah.

3 Bulan kemudian..

Ketika aku berada di perpustakaan, tidak sengaja aku bertabrakan dengan seorang akhi, buku-bukuku pun berjatuhan. Dia pun membantuku merapikan semuanya.
“Afwan ya ukhty,” sapanya yang memecahkan keheningan di antara kami berdua.
“Na’am,” Jawabku sekenanya.
“Ma ismuki?” Tanyanya lagi yang menggunakan Bahasa Arab.
“Ismi Inayatul Adz-Zahra,” jawabku lagi dengan malu-malu dan menundukkan pandanganku.
“Ismi Abdul Aziz Al-fatah,” katanya lagi seraya mengenalkan dirinya karena aku tak menanya balik padanya.
Aku pun hanya menganggukkan kepalaku dan mengucapkan terima kasih padanya dan pamit untuk pergi.

Seminggu kemudian ketika aku mau meninggalkan ruang kelasku tiba
Bersambung
Terima kasih

Tuesday, October 18, 2016

Teman atau lawan

Di suatu pagi dan di suatu rumah kring kring bunyi alarm aku langsung mematikan alarmnya karena aku gak betah mendengar bunyi alarm. Aku bangun dan menuju kamar mandi, tiba tiba hp ku bunyi, sarah meneleponku, “Ren lo dimana sih, gue dan nunggu lo dari tadi.” astaga aku lupa, aku ada janji dengan sarah untuk berangkat bareng, dan janjinya jam 06:30 sekarang dah jam 06:45 “Maaf maaf gue lupa, lo mending ke rumah gue aja dulu” “Ah lo ini, ya udah deh gue kesitu dulu”.

Setelah aku selesai mandi dan siap siap berangkat sekolah, aku turun dan melihat sarah di ruang tamu dengan muka marah, aku ingin tertawa saat melihat sarah marah karena kalo sarah marah mukanya sangat lucu, tapi aku juga merasa bersalah karena sudah phpin dia. “Ngapain lo senyam senyum” bentak sarah melihatku tersenyum. Kita langsung berangkat sekolah.

Oh ya namaku rena dan sarah sahabatku dari smp, dan kita sekarang di smk dan jurusan yang sama.

Sesampainya di sekolah gerbang sekolah akan ditutup “Pak pak sebentar pak” teriak sarah. “Darimana saja kalian, kalian sudah gak boleh masuk” kata pak satpam. “Aduh pak gimana sih, kita tadi udah sampai, tapi kita pulang dulu karena buku saya ketinggalan” kata sarah berbohong, sarah memang jago kalau ngebohongin pak satpam itu, aku sendiri ingin tertawa saat sara mencari cari alasan. “Lalu kenapa kalian masih membawa tas” “Ya… Oh iya kenapa ya ren kita masih membawa tas” kata sarah sambil mengedipkan matanya padaku “Oh iya ya rah” ucapku sambil senyum senyum. Tiba tiba ada anak yang terlambat juga, dan dia sangat tidak asing bagiku, ya dia adalah deva orang yang sangat nyebelin di sekolah ini, “Eh nak deva ayo masuk” pak satpam langsung menyuruh deva masuk, karena deva adalah anak kepsek di sini. Saat kita mau masuk juga pak satpam menghalanginya “Loh pak kok gitu sih, kita mau masuk, kalau kita gak boleh masuk kita aduin ke kepsek” kataku yang sudah marah karena kepanasan. “Sudahlah pak izinkan mereka masuk” kata deva. Pak satpam langsung mengizinkannya. “Eemm makasih ya, karena kalau gak ada lo mungkin kita masih di depan gerbang” kataku. “Ya” kata deva cuek. Aku marah karena aku gak suka kalau dicuekin.

Sampainya di kelas aku marah marah di depan sarah “Ihh ada aja ya orang seperti si deva itu nyebelin banget” kataku “Sudahlah ren” “Masa gue ngomong dia hanya jawab ya dan langsung pergi sih”.

Bel istirahat berbunyi, karena aku suka baca buku aku pergi ke perpus sendiri karena sarah sedang ke kantin dulu. Setelah aku pinjam buku aku mau langsung ke kantin. Di depan perpus brruukkk aku tabrakan dengan deva, “Eh lo kalo jalan yang bener dong” bentak deva “Eh lo tu yang jalan gak lihat lihat” bentakku juga. “Awas lo” katanya sambil pergi. Sampainya di kantin aku menceritakanya pada sarah.

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga. Di jalan tiba tiba motor sarah mati dan kita terpaksa mendorongnya. Di jalan ada mobil yang melaju kencang di genangan air di depanku, dan otomatis airnya membasahiku dan sarah, mobil itu berhenti “Rasain lo” kata si pengendara mobil itu yang tidak lain adalah deva. “Dasar lo, gue gak akan maafin lo, awas lo” teriak gue dan sarah hampir bersamaan karena kita memang benar benar marah.

Sampainya di rumah aku ganti baju dan menelepon sarah. “Halo sarah, sekarang lo bisa gak ke rumah gue.” “Ok, emang ada apa” aku langsung mematikan teleponku tanpa menjawab pertanyaan sarah, karena aku masih kesal dengan dava.

Akhirnya sarah sampai juga di rumahku, “Ada apa ren” “Ayo ke kamarku dulu”. Sesampainya di kamarku, aku langsung menjelaskan kenapa aku menyuruh sarah ke rumahku. “Gini rah, aku sekarang masih marah dengan deva, aku mau besok dia kita kerjain, gimana pendapatmu” Kataku “Ok, baiklah besok kita kerjain dia.”

Aku dan sarah kali ini tidak terlambat lagi masuk sekolah karena kita sekarang sangat semangat. Semangat untuk mengerjai deva. “Ren kebetulan tu si deva bawa motor” kata sarah sambil menatap deva dengan tajam, aku juga tak kalah tajam menatap deva.

Bel istirahat berbunyi kita langsung ke kantin untuk melakukan misi kita. Kebetulan deva sedang di kantin, aku dan sarah menuju meja yang kosong, dan sarah langsung duduk sedangkan aku memesan makanan. Aku memesan bakso dan jus jeruk, setelah aku meletakan bakso di meja kami, aku langsung mengambil jus jeruknya, aku sengaja lama lama saat mengambil jus jeruk, karena aku ingin menunggu sampai deva berdiri, kebetulan deva berdiri karena ingin memesan jus jeruk juga, aku tidak membuang kesempatan ini, aku langsung berjalan cepat dan menabrak deva sehingga jus jeruknya tumpah di bajunya, aku pura pura gak tau dan meminta maaf. “Heh lo tu ya, jalan lihat lihat dong,” deva sangat marah “Eemm ma, maaf aku gak sengaja,” aktingku. “Dasar lo ya gue selalu apes kalau deket lo” “Eh tapi kebeneran lo kan mesen jus jeruk, ni udah datang, tapi kayaknya jus jeruknya juga benci deh sama lo, karena jus jeruknya memilih tumbah di baju lo” kataku mengejeknya, seraya anak anak yang di kantin pada tertawa. “Diam, diam kalian semua” ucapnya dengan nada marah, “Kenapa mereka disuruh diam” ucapku pura pura polos, “Awas lo, awas gue bakal balas ini semua” Katanya sambil pergi dari kantin. “Lo tu yang harus awas, awas nanti dimakan semut” teriakku sambil diiringi anak anak yang tertawa. Aku mengkampiri sarah yang sedang tertawa puas.

Saat pulang sekolah kita akan melanjutkan kembali misi kita. Kita ke parkiran untuk mencari motor deva, tapi sayangnya ada deva sedang duduk di motornya. Kita memikirkam bagaimana caranya untuk ngempesin ban motornya, tapi sialnya deva malah pulang duluan.

3 hari sudah berlalu sekolah kita akan mengadakan camping dan yang ikut hanya kelas 11 saja. Aku dan sarah menuju ke papan pengumuman. “Apaa, kita satu kelompok sama anak itu” ucap aku dan sarah hampir bersamaan karena kaget.
Hari itu pun tiba, hari dimana aku harus satu kelompok dengan deva. Setelah sampai di tempat tujuan, dan kita sudah mempersiapkan semuanya untuk nanti malam, aku dan sarah jalan jalan di hutan, hari sudah sore dan kita akan kembali ke tempat dimana kita berkumpul. Tapi kita sudah jalan sangat jauh dan tidak menemukan tempat perkemahan kita aku sangat takut “Duh bagaimana kalau kita tersesat” kataku takut, “Tenang lah kita tidak akan tersesat, aduhh tidak ada sinyal lagi di sini” sarah menenangkanku, kita berjalan dan terus berjalan sampai hari mulai gelap, untungnya aku menemukan sebuah gubuk kecil dan kita beristirahat disana, hujan pun turun. Tiba tiba ada suara kresek, kresek, aku sangat takut. “Hah apa itu” kataku kaget “Hust diamlah”. Tiba tiba ada orang yang mendekati gubuk kami, dan orang itu sangat aku kenal, ya deva. “Ngapain kalian disini” kata deva, “Tersesat” ucap aku dan sarah bersamaan.

Satu jam sudah kita bertiga disana, dan aku mulai menggigil, dan bersin bersin, tiba tiba “Nih pakai dari pada lo sakit nanti gue yang repot lagi” kata deva sambil memberikan jaketnya padaku, “Gak usah” jawabku “Nanti lo sakit gue yang repot” jawabnya sambil tetap memberikan jaketnya, “ren pakai nanti lo sakit” ucap sahabatku khawatir, aku lalu manerima jaketnya, “Makasih” Kataku, dia menganggukan kepalanya.

Pagi pun tiba kita berjalan terus dan akhirnya menemukan seorang petani dan menanyakan dimana letak perkemahan. Akhirnya kita sampai juga, mereka sangat menghawatirkan kita.
Saat pulang aku masih menggunakan jaketnya. Sesampainya di rumah aku ganti baju dan tidur, aku melihat jaketnya yang aku gantung di pinggir tempat tidurku, “Kenapa aku memikirkanya, apa aku mencintainya, ah tidak mungkin”

Keesokan harinya aku mengembalikan jaket deva. Semakin hari aku dan deva semakin dekat, sekarang kita selalu bersama, seperti daun dan batang. Akhirnya aku mulai sadar akan cintaku, saat aku sedang sendirian dan melamunkan rasa cintaku pada deva, tiba tiba deva menghampiriku. “Hey melamunin aku ya” kata deva mengagetkanku. “Iihh kamu ini” kataku, tiba tiba sarah datang dan memberikan buku yang dia pinjam “Ciee udah aku kamu nih, ni bukunya makasih ya” katanya “Apaan sih lo” “Ya udah lanjutkan gue tinggal dulu, daaa” katanya dambil meninggalkan kami berdua. “Rena” panggilnya “Ya” “Aku, aku suka sama kamu, mau kan kamu jadi pacar aku”, aku menganggukkan kepala “Aku juga suka dan cinta sama kamu”.

Tamat
Jangan lupa kirtik dan saran komentar nya yah Terima kasih

Thursday, October 13, 2016

Pesan Untuk Dia

Suatu Hari pernah ada seorang pria yang sangat mencintai seorang gadis. laki laki yang bernama Arga dan gadis bernama alivia merka sangat romantis,Arga memberikan bunga mawar sebagai hadiah kepada gadis itu
Walaupun,pada saat itu ia hanya seorang eksekutif di perusahaan kecil, masa depannya tampak tidak terlalu cerah, walaupun begitu mereka sangat bahagia bersama
Mereka menikmati hari demi hari bersama
Hingga suatu hari, Alivia itu mengatakan kepadanya ia akan pergi ke London dan tidak akan pernah kembali.


Dia juga mengatakan bahwa, dia tidak bisa membayangkan masa depan apapun untuk mereka berdua, lalu gadis itu mengatakan “mari kita jalani kehidupan masing-masing dan berpisah, arga pun dengan berat hati dan banyak waktu yang diperlukan untuk berfikir dan akhir nya setuju.dan ketika itu alivia menitipkan pesan kepada temannya untuk diberikan kepada arga
Dan pada saat dia pergi ke london dan teman alivia memberikan surat tadi ke arga dan ketika arga melihat dan membaca surat dari alivia itu ^Kamu harus sukes^ dan arga pun menangis dia bertekad ingin menyusul ke london untuk menikahi alivia Ketika ia kepercayaan dirinya kembali, ia bekerja keras siang dan malam hari. Akhirnya dengan semua kerja keras dan dengan bantuan teman-teman, orang ini telah mendirikan perusahaannya sendiri …
“Kamu tidak pernah gagal sampai Kamu berhenti berusaha.” dia selalu berkata pada dirinya sendiri. “Aku harus berhasil dalam hidup!” itulah adalah kata kata motivasi nya dia berkata aku akan pergi ke london untuk menemui mu dan menihkai mu
Dan suatu hari sedang hujan, sedangkan pria ini mengemudi, ia melihat sepasang orangtua berbagi payung dalam hujan berjalan ke tujuan tertentu.


Bahkan dengan berpayungpun, orangtua itu masih basah kuyup,tak lama kemudian laki laki itu turun dari mobil dan menolong dan melihat wajah orang tua itu, Tidak butuh waktu lama, dia menyadari mereka adalah orangtua mantan pacarnya yang pergi ke london Dalam hatinya pria itu ingin mereka untuk melihat dia dalam sedan mewah itu. Dia ingin mereka tahu bahwa ia tidak sama seperti dulu lagi. Dia telah memiliki perusahaan sendiri, mobil,apartemen dan rumah makan

Dia telah berhasil dalam hidup! Sebelum pria itu menyadari, orang tua itu pergi berjalan ke arah kuburan, ia pun ikut ke tempat yang dituju awal nya ia tidak tahu dan ia keluar dari mobilnya dan mengikuti mereka … dan dia melihat mantan pacarnya,foto-nya tersenyum manis sepertibiasa kepadanya dari batu nisannya .. . dan ia melihat bunga mawar yang ia berikan kepada mantan pacar nya ,ditempatkan di samping makam sang gadis. Orangtua nya melihat kepada pria itu. Pria itu berjalan mendekat dan bertanya mengapa ini bisa terjadi. Mereka menjelaskan, gadis itu tidak meninggalkan london sama sekali. Dia terserang kanker.
Di dalam hatinya, ia percaya bahwa ia akan berhasil suatu hari nanti, tapi dia tidak ingin sakitnya menjadi penghalangnya … karena itu dia memilih untuk meninggalkan kenangan pacar nya dan mencoba melupakan dia :(
Tamat
Kalau ada yang mau menambahkan tanggapan atau komentar silakan mohon maaf jika ada yg kurang dalam pengetikan

Terima kasih